Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Articles
Published: 2023-12-04

Peran Kontrol Diri Remaja Terhadap Obsesi Selebriti Masa Kini di SMA Negeri 42 Jakarta (Studi Kasus Pada Remaja yang Terobsesi Artis Korea Selatan)

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Indonesia
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Indonesia
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Indonesia
self control obsession adoles

Abstract

Obsessions that occur or are experienced by humans can still be said to be within reasonable limits if a person does not overdo it or think about the same thing over and over again. If this happens repeatedly and interferes with daily functions and is accompanied by a tendency to do something repeatedly to do something to reduce the anxiety caused by these thoughts. The objectives of this study are: (1) To determine the role of adolescent self-control in the midst of celebrity obsession. (2) To find out the influence of obsession on education, life, and the future. This study uses a qualitative method with a case study approach. Data collection techniques used in this study were open questionnaires, in-depth interviews, and observations. The data that has been collected is then analyzed by researches using analytical techniques according to Miles and Huberman. Based on the results of this research analysis, it can be concluded that the self-control descriptions of the five subjects have differences. The picture of adolescent self-control towards the current celebrity obsession in subject 1 and 2 tends to be positive, while subjects 3, 4, and 5 tend to be negative. This can be seen from the characteristics of self-control possessed by subject 1 and 2 who tend to be positive and subjects 3, 4 and 5 who tend to lack self-control.

 

Abstrak

Obsesi yang terjadi atau dialami oleh manusia masih bisa dikatakan berada dalam batas wajar jika seseorang itu tidak berlebihan atau berulang-ulang memikirkan hal yang sama. Jika hal ini terjadi sampai berulang-ulang dan mengganggu fungsi keseharian serta disertai dengan kecenderungan melakukan sesuatu yang berulang untuk mengurangi kecemasan yang ditimbulkan akibat pikiran tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui peran kontrol diri remaja di tengah keobsesian terhadap selebriti. (2) Untuk mengetahui pengaruh obsesi terhadap pendidikan, kehidupan, serta masa depan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner terbuka, wawancara mendalam, dan observasi. Data yang telah terkumpul kemudian peneliti analisis menggunakan teknik analisis menurut Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil analisis penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran kontrol diri kelima subjek memiliki perbedaan. Gambaran kontrol diri remaja terhadap obsesi selebriti masa kini pada subjek 1 dan subjek 2 cenderung positif, sedangkan subjek 3, 4 dan 5 cenderung mengarah negatif. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri kontrol diri yang dimiliki subjek 1 dan subjek 2 yang cenderung positif serta subjek 3, 4, dan 5 yang cenderung kurang dalam kontrol diri.
Kata kunci: kontrol diri, obsesi, remaja

References

  1. Ade, T.M., Helen, F., & Inggit, P. (2021). Kesehatan Reproduksi Wanita Di Sepanjang Daur Kehidupan. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
  2. Averill, J. R. (1973). Personal control over aversive stimuli and its relationship to stress. Psychological Bulletin, 80 (4), 286–303
  3. Calhoun, James F. & Acocella, Joan Ross. (19950. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan, terjemahan oleh R. S. Satmoko, edisi ke-3. Semarang: IKIP
  4. Darfianti, D., & Bagus Ani Putra, M. G. (2012). Pemujaan Terhadap Idola Pop Sebagai Dasar Intimate Relationship Pada Dewasa Awal: Sebuah Studi Kasus. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial. 1 (2) 53-59.
  5. Miles, Mattew B dan Amichael Huberman. (2007). Analisis Data Kualitatif Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohisi. Jakarta: Universitas Indonesia.
  6. Maslim, R. (2003). Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa-III (PPDGJ-III). Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
  7. Rasyad, Rasdiyan. (2002). Metode Statistik Deskriptif untuk Umum. Jakarta: Grasindo.
  8. Sarwono, S. W. (1989). Psikologi Remaja Cetakan 1. Jakarta: Rajawali
  9. Sirajuddin, S. (2017). Analisis Data Kualitatif. Bandung: Pustaka Ramadhan.
  10. Sujadi, H., & Suhaeni, E. (2015). Sistem pakar penyakit dengan gejala demam menggunakan perangkat mobile berbasis android. Semin. Nas. Teknol. Inf. dan Komun, 2016, 2089-9815.
  11. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Afabeta.
  12. Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
  13. Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Edisi ke-2. Bandung: Alfabeta.
  14. Tangney, J.P., Baumeister, R.F., & Boone, A.L (2004). High self-control predicts good adjustment, less pathology, better grades and interpersonal success. Journal of personality, 72, 271-324.
  15. Ilham, F. (2023, Feb 22). Obsesi Adalah: Arti, Perbedaannya, dengan Cinta, dan Ciri-cirinya. Detikbali.

How to Cite

Lestari, S. E., Gunawan, R., & Nugroho, A. R. (2023). Peran Kontrol Diri Remaja Terhadap Obsesi Selebriti Masa Kini di SMA Negeri 42 Jakarta (Studi Kasus Pada Remaja yang Terobsesi Artis Korea Selatan). Cognoscere: Jurnal Komunikasi Dan Media Pendidikan, 1(2), 13–20. https://doi.org/10.61292/cognoscere.v1i2.68