Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
article
Published: 2024-03-16

Collaborative Governance Berbasis Pentahelix dalam Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan (Studi Kasus: Desa Wisata Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Collaborative Governance Pentahelix Collaboration Sustainable Tourism Village Development

Abstract

This research aims to find out the extent of implementationCollaborative Governance Based on Pentahelix in Sustainable Tourism Village Development (Case Study: Taro Tourism Village, Tegallalang District, Gianyar Regency). In this research, the author used a qualitative research method with a descriptive approach. The analysis in this research is based on success measurement theory collaborative governance according to DeSeve in Sudarmo, (2011). The results of the research findings show that collaboration between pentahelix actors, namely government, academics, community, business and media has gone quite well, but there are still several things that are problems, such as limitations in resource utilization. There are limited human resources in exploring potential in the tourism sector and the marketing methods used in developing tourist villages are still less than optimal. The recommendations that can be given are from government actors who are expected to further intensify pentahelix collaboration to continue increasing human resource potential. There is a need for synergy in developing promotion-related innovations to improve sustainable marketing of the Taro Tourism Village. Striving for the sustainability of tourist villages by strengthening and representing them tagline Taro Tourism Village is "An Eco-Spiritual Destination” in every tourism village program.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan guna mengetahui sejauh mana pelaksanaan Collaborative Governance Berbasis Pentahelix dalam Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan (Studi Kasus: Desa Wisata Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Analisis pada penelitian ini berdasarkan teori ukuran keberhasilan collaborative governance menurut DeSeve dalam Sudarmo, (2011). Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa kolaborasi antar aktor pentahelix yakni pemerintah, akademisi, komunitas, bisnis dan media sudah berjalan sukup baik, namun masih terdapat beberapa hal yang menjadi permasalahan seperti masih adanya keterbatasan akan pemanfaatan sumber daya. Adanya keterbatasan sumber daya manusia dalam menggali potensi dalam pada bidang pariwisata serta masih kurang optimalnya metode pemasaran yang dilakukan dalam pengembangan desa wisata. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan yakni dari aktor pemerintah diharapkan lebih mengencarkan kembali kolaborasi pentahelix untuk tetap meningkatkan potensi sumber daya manusia. Diperlukan adanya sinergitas dalam membangun inovasi terkait promosi guna meningkatkan kembali pemasaran Desa Wisata Taro yang berkelanjutan. Mengupayakan keberlanjutan desa wisata dengan memperkuat dan merepresentasikan tagline Desa Wisata Taro yakni “An Eco-Spiritual Destination” dalam setiap program-program desa wisata.

Kata Kunci: Collaborative Governance, Kolaborasi Pentahelix, Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan

References

  1. Bargandini, A. A. I. S., & Arsawati, N. N. J. (2022). Optimalisasi Media Sosial Dalam Upaya Promosi Desa Wisata di Desa Kenderan, Tegallalang, Gianyar. Kaibon Abhinaya: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(1), 1-7.
  2. Fajar, N. M. A. P., Diasa, I. W., & Adiandari, A. M. (2021). Pengembangan Desa Wisata Taro berbasis digital marketing sosial media. Penamas: Journal of Community Service, 1(2), 116-124.
  3. Fasa, A. W. H., Berliandaldo, M., & Prasetio, A. (2022). Strategi Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan di Indonesia: Pendekatan Analisis PESTEL. Kajian, 27(1), 71-88.
  4. Greenwood, S., Singer, L., & Willis, W. (2021). Collaborative governance: Principles, processes, and practical tools. Routledge.
  5. Hardi, W. (2020). Collaborative Governance Dalam Perspektif Administrasi Publik.
  6. Hendriyani, I.G.A.D., 2023. Siaran Pers: Indonesia Raih Penghargaan “Best Tourism Village 2023” dari UNWTO. Url: Siaran Pers: Indonesia Raih Penghargaan “Best Tourism Village 2023” dari UNWTO (kemenparekraf.go.id). Diakses pada 01 Januari 2024
  7. Jatmiko, B.P. 2022. Keunikan Desa Taro di Gianyar yang Mampu Gerakkan Perekonomian Warga. Url: https://umkm.kompas.com/read/2022/06/30/101619583/keunikan-desa-taro-di-gianyar-yang-mampu-gerakkan-perekonomian-warga?page=all. Diakses pada 07 September 2023
  8. Jeelani, P., Shah, S. A., Dar, S. N., & Rashid, H. (2023). Sustainability constructs of mountain tourism development: The evaluation of stakeholders’ perception using SUS-TAS. Environment, Development and Sustainability, 25(8), 8299-8317.
  9. La Ode Syaiful Islamy, H. (2018). Collaborative governance konsep dan aplikasi. Deepublish.
  10. Novianti, K. R. (2021). Maximizing Bali Village Tourism Potential Using Penta-Helix Model. International Journal of Social Science and Business, 5(1), 86-92.
  11. Nv. 2021. Desa Wisata Taro Raih Anugerah Desa Wisata Tersertifikasi Berkelanjutan. Url: https://www.nusabali.com/berita/108236/desa-wisata-taro-raih-anugerah-desa-wisata-tersertifikasi-berkelanjutan. Diakses pada 15 September 2023
  12. Oktaviarni, R. (2023). Analisis Pengembangan Desa Wisata Berbasis Penta Helix di Desa Jambu Kabupaten Kediri:(Studi pada Desa Wisata Jambu Kabupaten Kediri). Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 9(1), 21-30.
  13. Permenparekraf Nomor 9 Tahun 2021 Tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
  14. Prakoso, A. A. (2022). Konsep Dan Teori Desa Wisata.
  15. Pugra, I. W., Oka, I. M. D., & Suparta, I. K. (2021). Kolaborasi Pentahelix Untuk Pengembangan Desa Timpag Menuju Desa Wisata Berbasis Green tourism. Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS, 7(2), 111-120.
  16. Purnomo, E. P., Ramdani, R., Setyadiharja, R., & Muzwardi, A. (2018). Collaborative governance dalam tata kelola hutan berbasis masyarakat. Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
  17. Purwowidhu. 2023. Kian Melesat di 2023, Pariwisata Indonesia Bersiap Menuju Level Prapandemi. Url: https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/kian-melesat-di-2023-pariwisata-indonesia-bersiap-menuju-level-prapandemi. Diakses pada 03 September 2023
  18. Rizal, R. K., Minanda, H., Budiatiningsih, M., Rojabi, S. H., Ulya, B. N., & Hulfa, I. (2022). KETERLIBATAN UNSUR PENTAHELIX DALAM PENGELOLAAN DESA WISATA BATU KUMBUNG. Media Bina Ilmiah, 17(4), 605-614.
  19. Rosardi, R. G. (2020). Model Pentahelix Dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. RISTEK: Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Kabupaten Batang, 4(2), 7-17.
  20. Saragih, M. G., & SE, M. Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
  21. SK Bupati Gianyar Nomor 429/E02?HK/2017 tentang Penetapan Desa Wisata di Kabupaten Gianyar
  22. Sudarmo. (2011). Isu-Isu Administrasi Publik dalam Perspektif Governance. Solo: SmartMedia.
  23. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: Alfabeta.
  24. Sukaris, S., Kurniawan, A., & Kurniawan, M. D. (2023). Strategi Pengembangan Wisata Desa Yang Berkelanjutan. Jurnal Manajerial, 10(01), 17-36.
  25. Sulistyadi, Y., Eddyono, F., & Entas, D. (2019). Indikator perencanaan pengembangan pariwisata berkelanjutan. Anugrah Utama Raharja.
  26. Tangian, D., & Kumaat, H. (2020). Buku Ajar Pengantar Pariwisata. Buku Ajar, 1-153.
  27. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
  28. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
  29. VU, H. M., LAM, T. M., & PRABHAKARAN, S. (2021). Perceptions of key stakeholders towards sustainable tourism development: A case study in Mekong Delta, Vietnam. The Journal of Asian Finance, Economics and Business, 8(4), 717-726.
  30. Warka, I.W, dkk (2022). Pengembangan Desa Wisa Taro An Eco-Spriritual Destination. Denpasar: Paramita
  31. Wijaya, N. S., Sudarmawan, I. W. E., & Sukaarnawa, I. G. M. (2021). Community base tourism untuk menunjang pariwisata berkelanjutan di kawasan desa wisata taro, tegallalang, gianyar bali. Jurnal Ilmiah Hospitality Management, 11(2), 90-100.
  32. Wirawan, P. E., & Octaviany, V. (2022). Pengantar Pariwisata. Nilacakra.
  33. Yacob, S., Qomariyah, N., Marzal, J., & Maulana, A. (2021). Strategi Pemasaran Desa Wisata. WIDA Publishing.
  34. Yuni, H. K., Ardani, N. N., Bili, M. Y., & Kurnia, T. I. (2023). Pemberdayaan UMKM Berbasis Potensi Alam dalam Menunjang Pengembangan Desa Wisata Taro Menuju Pariwisata Berkelanjutan. Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS, 9(1), 16-25.
  35. Yuniar, N., 2021. Kemenparekraf siapkan desa wisata Taro Gianyar-Bali terima wisatawan. Url: https://bali.antaranews.com/berita/239914/kemenparekraf-siapkan-desa-wisata-taro-gianyar-bali-terima-wisatawan. Diakses pada 03 September 2023

How to Cite

Indrayani, I. A. D., Prabawati, N. P. A., & Yudartha, I. P. D. (2024). Collaborative Governance Berbasis Pentahelix dalam Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan (Studi Kasus: Desa Wisata Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar). Ethics and Law Journal: Business and Notary, 2(2). https://doi.org/10.61292/eljbn.151